JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, pada saat ia memimpin organisasi kerja sama 10 negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan, pihaknya tidak akan menyia-nyiakan masa kepemimpinannya itu.
"Tentu saja, kita tidak akan sia-siakan selama menjadi chairman. Sebab, akan banyak sekali aktivitas kita di berbagai sektor agar ASEAN tumbuh degan baik, sekaligus negara kita pun memiliki pertumbuhan yang baik pula," katanya saat memberikan keterangan pers, sebelum meninggalkan Tanah Air di ruang VIP, Bandar Udara Internasinal Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (25/10/2010).
Dalam keterangan itu, Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan sejumlah menteri terkait lainnya yang akan menyertainya dalam kunjungannya ke China dan Vietnam.
Setelah berkunjung dua hari di Shanghai, China, Presiden Yudhoyono dijadwalkan akan menghadiri pertemuan Tingkat Kepala Pemerintahan Negara (KTT) ASEAN dan Pertemuan Asia Timur di Hanoi, Vietnam. Presiden Yudhoyono juga melakukan kunjungan kenegaraan di Vietnam untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan perikanan.
Menurut Presiden, setelah Vietnam memimpin ASEAN, secara bergiliran ia akan memimpin ASEAN. "Pada saat serah terima jabatan nanti, saya akan menyampaikan visi Indonesia ke depan, ASEAN mau di bawa ke mana dan di masa depan dalam lingkungan dunia yang terus berubah," ujar Presiden Yudhoyono.
Menurut Presiden, ASEAN sebenarnya dapat memainkan peranan penting di tengah percaturan politik global, di mana semua negara saat ini mendorong adanya keseimbangan posisi dalam kancah internasional. "Saya berharap, ASEAN dapat lebih berperan aktif dalam kancah global di tengah perubahan konstelasi politik internasional saat ini," katanya.
26 MoU Diteken
Lebih jauh, Presiden Yudhoyono mengatakan, dalam kunjungan kerja di Shanghai, China, ia akan menyaksikan penandatanganan 26 Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) sebagai bentuk peningkatan kerja sama pemerintah Indonesia dan China.
Ke-26 MoU itu meliputi kerja sama di berbagai bidang, mulai dari investasi, perdagangan, infrastruktur, energi, pertambangan, pertanian, pangan dan perikanan dan lainnya.
Di Shanghai, China, Presiden Yudhoyono juga akan bertemu dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao dan sejumlah petinggi China lainnya serta mengadakan pertemuan bisnis dengan sekitar 300 pengusaha China dan Indonesia.
Di sela-sela kunjungannya itu, Presiden Yudhoyono akan mengunjungi paviliun Indonesia di World Expo Shanghai. Saat menyertai kunjungan kerja Wakil Presiden Boediono ke Nanning dan Beijing, China, Ny Herawati Boediono menyempatkan meninjau paviliun Indonesia di Shanghai.
Dalam keterangan itu, Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan sejumlah menteri terkait lainnya yang akan menyertainya dalam kunjungannya ke China dan Vietnam.
Setelah berkunjung dua hari di Shanghai, China, Presiden Yudhoyono dijadwalkan akan menghadiri pertemuan Tingkat Kepala Pemerintahan Negara (KTT) ASEAN dan Pertemuan Asia Timur di Hanoi, Vietnam. Presiden Yudhoyono juga melakukan kunjungan kenegaraan di Vietnam untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan perikanan.
Menurut Presiden, setelah Vietnam memimpin ASEAN, secara bergiliran ia akan memimpin ASEAN. "Pada saat serah terima jabatan nanti, saya akan menyampaikan visi Indonesia ke depan, ASEAN mau di bawa ke mana dan di masa depan dalam lingkungan dunia yang terus berubah," ujar Presiden Yudhoyono.
Menurut Presiden, ASEAN sebenarnya dapat memainkan peranan penting di tengah percaturan politik global, di mana semua negara saat ini mendorong adanya keseimbangan posisi dalam kancah internasional. "Saya berharap, ASEAN dapat lebih berperan aktif dalam kancah global di tengah perubahan konstelasi politik internasional saat ini," katanya.
26 MoU Diteken
Lebih jauh, Presiden Yudhoyono mengatakan, dalam kunjungan kerja di Shanghai, China, ia akan menyaksikan penandatanganan 26 Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) sebagai bentuk peningkatan kerja sama pemerintah Indonesia dan China.
Ke-26 MoU itu meliputi kerja sama di berbagai bidang, mulai dari investasi, perdagangan, infrastruktur, energi, pertambangan, pertanian, pangan dan perikanan dan lainnya.
Di Shanghai, China, Presiden Yudhoyono juga akan bertemu dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao dan sejumlah petinggi China lainnya serta mengadakan pertemuan bisnis dengan sekitar 300 pengusaha China dan Indonesia.
Di sela-sela kunjungannya itu, Presiden Yudhoyono akan mengunjungi paviliun Indonesia di World Expo Shanghai. Saat menyertai kunjungan kerja Wakil Presiden Boediono ke Nanning dan Beijing, China, Ny Herawati Boediono menyempatkan meninjau paviliun Indonesia di Shanghai.